Setelah beberapa waktu tinggal di Makkah, pada suatu hari, Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah Swt. untuk mendirikan Ka'bah di dekat sumur zamzam. Hal itu diberitahukan kepada anaknya, Ismail. Kemudian, keduanya sepakat untuk membangun Baitullah yang akan mereka gunakan sebagai tempat untuk beribadah kepada Allah Swt.
Pada saat membangun rumah suci itu, Nabi Ibrahim dan Ismail meletakkan sebuah batu besar berwarna hitam mengkilat. Sebelum meletakkan batu itu, diciumnya sambil mengelilingi bangunan Ka'bah. Hingga saat ini, batu tersebut masih bisa kita saksikan di dekat Ka'bah. Itulah Hajar Aswad, yang menurut beberapa riwayat, batu hitam itu berasal dari surga. Setelah bangunan itu selesai, Allah Swt. mengajarkan kepada Nabi Ibrahim dan Ismail tata cara beribadah menyembah-Nya.
Hajar Aswad
Selain Hajar Aswad, ada peninggalan lain dari Nabi Ibrahim ketika membangun Ka'bah, yaitu Maqam Ibrahim. Selama ini, ada persepsi yang salah di kalangan masyarakat. Sebagian menganggap bahwa Maqam Ibrahim adalah kuburan Nabi Ibrahim. Sebenarnya, Maqam Ibrahim merupakan sebuah prasasti yang berbentuk kotak dengan dua lubang di atasnya.
Lubang tersebut berbentuk pahatan yang mengikuti jejak kaki Nabi Ibrahim saat membangun Ka'bah. Dengan kata lain, Maqam Ibrahim ialah tempat Nabi Ibrahim berdiri ketika membangun Ka'bah bersama putranya, Nabi Ismail. Prasasti ini diletakkan dalam rumah kaca di samping Multazam.
Dari gambar tersebut bisa dilihat, warna Maqam Ibrahim menyerupai warna perunggu, agak kehitam-hitaman. Cetakan kaki tersebut terbuat dari besi dan diletakkan di rumah kaca, yang bertujuan menghindari kerusakan jejak kaki Nabi Ibrahim tersebut.
Adapun bentuk jejak kaki di Maqam Ibrahim memiliki kedalaman yang berbeda. Satu bagian sedalam 10 cm, sedangkan bagian lainnya memiliki kedalaman 9 cm. Secara keseluruhan, prasasti itu panjangnya mencapai 22 cm, dan lebarnya 11 cm. Dengan mencermati ukuran telapak kaki itu, ahli sejarah Islam, Syekh Mohd. Tahiral-Kurdi memperkirakan, Nabi Ibrahim memiliki ukuran tubuh yang lebih kurang sama dengan kebanyakan manusia sekarang.
Maqam Nabi Ibrahim yang berada di sebelah Ka'bah
Maqam Nabi Ibrahim yang berada di sebelah Ka'bah
Di dekat Ka'bah, kita juga bisa menyaksikan Hijir Ismail. Menurut beberapa riwayat, Hijir Ismail adalah tempat Nabi Ibrahim meletakkan istrinya, Siti Hajar, dan putranya, Ismail. Dengan kata lain, Hijir Ismail merupakan tempat tinggal Siti Hajar dan Ismail. Beberapa riwayat juga ada yang meriwayatkan bahwa Nabi Ismail dan Siti Hajar dimakamkan di Hijir Ismail.
Meskipun Hijir Ismail terletak di luar Ka'bah, namun sebenarnya masih merupakan bagian dari Ka'bah. Pada masa sebelum datangnya Islam, bangsa Quraisy telah memasukkan sebagian dari Ka'bah ke dalam Hijir, karena saat itu mereka kekurangan dana ketika membangunnya kembali setelah dipugar. Ketika Abdullah bin Zubair menguasai Makkah, ia memugar Ka'bah dan membangunnya kembali, dan memasukkan kembali bagian Ka'bah yang dikeluarkan oleh Quraisy ke Hijir. Tetapi, setelah terbunuhnya Ibnu Zubair, Hajjaj mengembalikannya lagi ke dalam Hijir, dan membangun dinding di atas pondasi yang dibangun oleh Quraisy, dan demikianlah hingga sekarang.
Sejak terpisahnya dari Ka'bah, Hijir Ismail mengalami beberapa kali perbaikan. Adapun orang yang pertama kali yang memperbaiki Hijir Ismail dengan memasang marmer pada pilar Hijir adalah Abu Ja'far Manshur, Khalifah Bani Abbasiah, pada tahun 140 H. Beberapa perbaikan lain terus dilakukan setiap waktu hingga saat ini.
0 Response to "KAPAN NABI IBRAHIM MENDAPAT PERINTAH MENDIRIKAN KA'BAH?"
Post a Comment