Ketika Anak-anak Muda Solo Raya Belajar islam Santun dan Toleran


Setelah melaunching Program Unggulan LISAN (Literasi Islam Santun dan Toleran) pada tanggal 17 April 2018 lalu, Pusat Kajian dan Pengembangan Kajian Pesantren Nusantara (PKPPN) IAIN Surakarta menjalankan beberapa program yang didukung oleh Wahid Foundation dalam rangka menebar pesan perdamaian dan menolak ujaran kebencian.

Di tengah maraknya aksi-aksi kekerasan baik secara fisik seperti yang terjadi baru-baru ini yakni pembunuhan anggota Polisi di Mako Brimob atau kekerasan non-pisik seperti ujaran kebencian di media sosial, program LISAN menjadi salah satu alternatif dalam menebarkan Islam yang cinta damai serta mengecam semua aksi-aksi kekerasan apapun bentuknya.

Salah satu program LISAN adalah penulisan buku saku yang berjudul 99 Mutiara Pesantren yang merupakan kutipan-kutipan pesan kedamaian dan tolak ujaran kebencian yang diambil dari khazanah kitab kuning atau kitab klasik. Buku ini secara akademis sudah diberikan masukan dan kritikan oleh para pakar dalam acara diseminasi buku yang diadakan beberapa minggu lalu.

Pada tanggal 11 hingga 13 Mei 2018 PKPPN akan menyelenggarakan program LISAN Santri Camp yang bertempat di Pesantren Al-Muttaqien Pancasila Sakti (ALPANSA) Klaten, sebuah pesantren yang didirikan K.H Muslim Rifa’i Imam Puro atau yang dikenal dengan panggilan Mbah Lim senantiasa menanamkan cinta damai dan kecintaan terhadap NKRI.

Pembukaan kegiatan ini akan dihadiri oleh Rektor IAIN Surakarta, Dr. H. Mudofir, M.Pd, ketua Yayasan Al Muttaqien Pancasila Sakti H. Achmad Choiri Saifudin Zuhri Alhady, SIP (Gus Zuhri) serta perwakilan dari Wahid Foundation sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan ini.

Dalam kegiatan tersebut, beberapa narasumber yang telah bersedia hadir adalah Drs. Abdullah Faishol, M.Hum (Pengasuh Ponpes Manik Mulya Sukoharjo dan Dosen IAIN Surakarta), Abu Nadhif (Redaktur Pelaksana Solo Pos), H. Syaifullah Amin (Wakil Direktur NU Online) dan SF L. Sanjaya Purnama M. Hum (Ahli digital dan Dosen IAIN Surakarta). “Para narasumber tersebut akan menjadi pemantik diskusi para peserta sekaligus sebagai mentor dalam mengembangkan literasi di bidang media massa, media sosial dan media digital,” imbuh M. Endy Saputro, Manajer Program LISAN dan IAIN Surakarta

LISAN Santri Camp mengundang 25an Santri yang berasal dari perwakilan sekolah, pesantren dan kampus se-Solo Raya yang sebaran daerahnya di antaranya adalah Sukoharjo, Boyolali, Sragen, Klaten, Wonogiri, Solo dan Karanganyar. “Mereka kami kumpulkan untuk bersama-sama belajar tentang bagaimana berislam secara santun dan toleran. Kami berharap ke depan mereka akan menjadi kader penggerak Islam santun yang menunjukkan Islam yang ramah dan bukan pemarah,” tegas M Zainal Anwar, Direktur PKPPN IAIN Surakarta yang juga dosen IAIN Surakarta.

Para santri tersebut akan dibekali tentang Literasi Islam Santun melalui buku saku yang telah disediakan oleh tim LISAN dan juga diberikan materi tentang literasi media massa dan digital. para santri dalam program ini diharapkan menjadi DUTA LISAN yang akan menebarkan nilai-nilai Islam yang santun dan toleran di daerah masing-masing dan menyebarkan spirit Islam Rahmatan Lil Alamin di media sosial. [DP]

0 Response to "Ketika Anak-anak Muda Solo Raya Belajar islam Santun dan Toleran"

Post a Comment

close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==